A. Pengantar
Pengumpulan data merupakan langkah yang cukup penting dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah penelitian.
Teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Karena itu, pemilihan teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai perlu diperhatikan.
Dalam penelitian, penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat (sesuai) dapat membantu pencapaian hasil (pemecahan masalah) yang sahih (Valid ) dan andal
(Reliable). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengumpulan data dilakukan, yaitu :
1. jenis data yang diperoleh,
2. sumber data,
3. cara pengumpulan data, dan
4. jumlah data yang diperlukan.
Berdasarkan sumber, data dapat dibedakan menjadi data primer dan sekunder. Data Primer adalah merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data. Biasanya, pengumpulan data primer membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tinggi. Keuntungan penggunaan data primer ini adalah dapat dipercaya.
Data Sekunder, adalah informasi yang telah dikumpulkan pihak lain. Jadi dalam hal ini peneliti tidak langsung memperoleh data dari sumbernya. Peneliti bertindak sebagai pemakai data. Data sekunder dibagi menjadi dua kelompok menurut sumbernya, yaitu : 1) Data Internal, yang tersedia di tempat penelitian di lakukan, dan 2) Data eksternal, yaitu merupakan data perolehan dari pihak luar. Penggunaan data sekunder dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Akan tetapi, data yang diperoleh belum tentu sesuai dengan keinginan atau maksud peneliti, serta tidak diketahui dengan pasti kebenarannya.
B. Metode dalam Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data erat kaitannya dengan metode (cara) pengumpulan data penelitian yang digunakan. Ada tiga metode penelitian yang sering digunakan, yaitu : Sensus, sampling dan studi kasus.
1. Metode Sensus
Dalam metode sensus, pengumpulan data yang diperlukan dilakukan terhadap seluruh populasi yang cirinya hendak diketahui. Jadi, data yang diperoleh dapat menunjukkan ciri keseluruhan populasi yang sebenarnya. Penggunaan metode ini membutuhkan biaya tinggi, waktu dan tenaga yang relatif banyak.
2. Metode Sampling
Metode sampling paling sering digunakan dalam penelitian. Dalam metode ini, pengumpulan data dilakukan dari sebagian populasi yang dianggap mewakili keseluruhan ciri populasi yang dikehendaki.
3. Metode Studi Kasus
Dalam metode studi kasus, penelitian dilakukan terhadap satu aspek tertentu yang telah ditentukan. Pengumpulan datanya juga dilakukan terhadap sebagian populasi yang mewakili (yang hendak diteliti). Hasil penelitian (kesimpulan) yang diperoleh dengan metode ini tidak dapat digeneralisasikan, tetapi merupakan nilai khusus (specific value ) darin penelitian itu sendiri.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sehubungan dengan metode penelitian di atas, ada beberapa teknik dan alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data. antara lain melalui observasi dan komunikasi.
1. Teknik Observasi (Pengamatan )
Dalam teknik ini peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan yang sistematik terhadap subyek penelitian. Berdasarkan pelaksanaannya, teknik pengamatan ini dibedakan menjadi :
a. Teknik pengamatan langsung
Dalam teknik pengamatan langsung, pengamatan dilakukan tanpa menggunakan peralatan khusus. Jadi, peneliti langsung mengamati dan mencatat segala sesuatu yang diperlukan pada saat terjadinya proses yang dilakukan oleh subyek penelitian.
b. Teknik pengamatan tak langsung
Dalam teknik ini, pengamatan dilakukan dengan menggunakan peralatan tertentu, mislanya tape recorder. Pengamatan dalam hal ini, dapat dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun buatan, misalnya : permainan peran (roleplaying) yang direkam dengan kamera.
c. Teknik pengamatan partisipasi
Dalam teknik ini, peneliti turut mengambil bagian dalam situasi nyata objek penelitian. Jadi, peneliti masuk ke dalam situasi pengamatan dan ikut aktif melakukan kegiatan dalam sistem tersebut.
2. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi digunakan untuk mendapatkan data primer maupun sekunder. Dalam hal ini, peneliti mengadakan hubungan (komunikasi) dengan subjek penelitian. Ada dua jenis teknik komunikasi : yaitu teknik komunikasi langsung dan teknik komunikasi tidak langsung.
Dalam teknik komunikasi langsung, peneliti berhubungan langsung (tatap muka) dengan subjek penelitiannya. Sedaangkan pada teknik komunikasi tidak langsung, peneliti menggunakan media atau pranata tertentu untuk menghubungi subjek penelitiannya. Komunikasi langsung biasanya dilaksanakan dengan wawancara, dan komunikasi tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan angket (Questioner).
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu : pewawancara (interviewer), responden (interviewee), pedoman wawancara dan situasi wawancara.
a. Pewawancara adalah pengumpul informasi, oleh karena itu pewawancara diharapkan dapat menyampaikan semua pertanyaan dengan jelas, merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan, dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.
b. Responden merupakan pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Untuk itu diperlukan motivasi atau kesediaan responden menjawab pertanyaan dan hubungan selaras antara responden dan pewawancara.
c. Pedoman wawancara yang dipergunakaaan pewawancara, menguraikan masalah penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk pedoman wawancara.
d. Situasi wawancara berkaitan dengan waktu, tempat, kehadiran orang ketiga dan sikap masyarakat umumnya. Waktu dan tetap yang tidak sesuai dapat menjadikan pewawancara canggung dan responden enggan menjawab pertanyaan. Adanya orang ketiga, dapat mempengaruhi responden dalam menjawab, demikian pula dengan sikap masyarakat umum.
2. Angket
Angket merupakan alat pengumpul data yang biasa digunakan dalam teknik komunikasi tidak langsung. Artinya, responden secara tidak langsung dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis yang dikirim dengan media tertentu atau dikirim langsung oleh si peneliti.
Pada umumnya, angket ini digunakan dalam penelitian yang respondenya tersebar secara geografis. Dalam penelitian sosial, angket ini juga berfungsi sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dengan cara lain.
Tujuan dari penyebaran angket adalaaaah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai sesuatu masalah. Hal ini penting agar responden yang menerimanya tidak merasa khawatir dalam mengisi. Responden tahu dengan jelas informasi tertentu yang diminta dan tidak merasa khawatir dirinya diuji bila mengisinya.
Berdasarkan bentuknya, angket dapat dibedakan menjadi :
a. Angket berstruktur (Tertutup)
Dalam angket ini, jawaban pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya. Jadi, pertanyaannya bersifat tertutup.
Contoh :
1. Apakah anda seorang karyawan pegawai negeri ?
a. Ya
b. Bukan
2. Jika Ya, sudah berapa lamakah anda menjadi pegawai negeri ?
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. Lebih dari 3 tahun
b. Angket tak berstruktur (Terbuka)
Pada angket ini, pertanyaan diajukan dalam bentuk pertanyaan terbuka, pilihan jawaban tidak disediakan. Jadi responden diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan menurut pendapatnya sendiri.
Contoh :
1. Bagaimana pendapat anda tentang sistem penggajian yang diberikan oleh Perusahaan kepada karyawannya di tempat anda bekerja ?
..................................................
2. Bagaimana saran anda untuk perbaikan sistem penggajian di perusahaan tempat anda bekerja ?
..................................................
Pengumpulan data merupakan langkah yang cukup penting dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah penelitian.
Teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Karena itu, pemilihan teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai perlu diperhatikan.
Dalam penelitian, penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat (sesuai) dapat membantu pencapaian hasil (pemecahan masalah) yang sahih (Valid ) dan andal
(Reliable). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengumpulan data dilakukan, yaitu :
1. jenis data yang diperoleh,
2. sumber data,
3. cara pengumpulan data, dan
4. jumlah data yang diperlukan.
Berdasarkan sumber, data dapat dibedakan menjadi data primer dan sekunder. Data Primer adalah merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data. Biasanya, pengumpulan data primer membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tinggi. Keuntungan penggunaan data primer ini adalah dapat dipercaya.
Data Sekunder, adalah informasi yang telah dikumpulkan pihak lain. Jadi dalam hal ini peneliti tidak langsung memperoleh data dari sumbernya. Peneliti bertindak sebagai pemakai data. Data sekunder dibagi menjadi dua kelompok menurut sumbernya, yaitu : 1) Data Internal, yang tersedia di tempat penelitian di lakukan, dan 2) Data eksternal, yaitu merupakan data perolehan dari pihak luar. Penggunaan data sekunder dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Akan tetapi, data yang diperoleh belum tentu sesuai dengan keinginan atau maksud peneliti, serta tidak diketahui dengan pasti kebenarannya.
B. Metode dalam Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data erat kaitannya dengan metode (cara) pengumpulan data penelitian yang digunakan. Ada tiga metode penelitian yang sering digunakan, yaitu : Sensus, sampling dan studi kasus.
1. Metode Sensus
Dalam metode sensus, pengumpulan data yang diperlukan dilakukan terhadap seluruh populasi yang cirinya hendak diketahui. Jadi, data yang diperoleh dapat menunjukkan ciri keseluruhan populasi yang sebenarnya. Penggunaan metode ini membutuhkan biaya tinggi, waktu dan tenaga yang relatif banyak.
2. Metode Sampling
Metode sampling paling sering digunakan dalam penelitian. Dalam metode ini, pengumpulan data dilakukan dari sebagian populasi yang dianggap mewakili keseluruhan ciri populasi yang dikehendaki.
3. Metode Studi Kasus
Dalam metode studi kasus, penelitian dilakukan terhadap satu aspek tertentu yang telah ditentukan. Pengumpulan datanya juga dilakukan terhadap sebagian populasi yang mewakili (yang hendak diteliti). Hasil penelitian (kesimpulan) yang diperoleh dengan metode ini tidak dapat digeneralisasikan, tetapi merupakan nilai khusus (specific value ) darin penelitian itu sendiri.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sehubungan dengan metode penelitian di atas, ada beberapa teknik dan alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data. antara lain melalui observasi dan komunikasi.
1. Teknik Observasi (Pengamatan )
Dalam teknik ini peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan yang sistematik terhadap subyek penelitian. Berdasarkan pelaksanaannya, teknik pengamatan ini dibedakan menjadi :
a. Teknik pengamatan langsung
Dalam teknik pengamatan langsung, pengamatan dilakukan tanpa menggunakan peralatan khusus. Jadi, peneliti langsung mengamati dan mencatat segala sesuatu yang diperlukan pada saat terjadinya proses yang dilakukan oleh subyek penelitian.
b. Teknik pengamatan tak langsung
Dalam teknik ini, pengamatan dilakukan dengan menggunakan peralatan tertentu, mislanya tape recorder. Pengamatan dalam hal ini, dapat dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun buatan, misalnya : permainan peran (roleplaying) yang direkam dengan kamera.
c. Teknik pengamatan partisipasi
Dalam teknik ini, peneliti turut mengambil bagian dalam situasi nyata objek penelitian. Jadi, peneliti masuk ke dalam situasi pengamatan dan ikut aktif melakukan kegiatan dalam sistem tersebut.
2. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi digunakan untuk mendapatkan data primer maupun sekunder. Dalam hal ini, peneliti mengadakan hubungan (komunikasi) dengan subjek penelitian. Ada dua jenis teknik komunikasi : yaitu teknik komunikasi langsung dan teknik komunikasi tidak langsung.
Dalam teknik komunikasi langsung, peneliti berhubungan langsung (tatap muka) dengan subjek penelitiannya. Sedaangkan pada teknik komunikasi tidak langsung, peneliti menggunakan media atau pranata tertentu untuk menghubungi subjek penelitiannya. Komunikasi langsung biasanya dilaksanakan dengan wawancara, dan komunikasi tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan angket (Questioner).
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu : pewawancara (interviewer), responden (interviewee), pedoman wawancara dan situasi wawancara.
a. Pewawancara adalah pengumpul informasi, oleh karena itu pewawancara diharapkan dapat menyampaikan semua pertanyaan dengan jelas, merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan, dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.
b. Responden merupakan pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Untuk itu diperlukan motivasi atau kesediaan responden menjawab pertanyaan dan hubungan selaras antara responden dan pewawancara.
c. Pedoman wawancara yang dipergunakaaan pewawancara, menguraikan masalah penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk pedoman wawancara.
d. Situasi wawancara berkaitan dengan waktu, tempat, kehadiran orang ketiga dan sikap masyarakat umumnya. Waktu dan tetap yang tidak sesuai dapat menjadikan pewawancara canggung dan responden enggan menjawab pertanyaan. Adanya orang ketiga, dapat mempengaruhi responden dalam menjawab, demikian pula dengan sikap masyarakat umum.
2. Angket
Angket merupakan alat pengumpul data yang biasa digunakan dalam teknik komunikasi tidak langsung. Artinya, responden secara tidak langsung dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis yang dikirim dengan media tertentu atau dikirim langsung oleh si peneliti.
Pada umumnya, angket ini digunakan dalam penelitian yang respondenya tersebar secara geografis. Dalam penelitian sosial, angket ini juga berfungsi sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dengan cara lain.
Tujuan dari penyebaran angket adalaaaah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai sesuatu masalah. Hal ini penting agar responden yang menerimanya tidak merasa khawatir dalam mengisi. Responden tahu dengan jelas informasi tertentu yang diminta dan tidak merasa khawatir dirinya diuji bila mengisinya.
Berdasarkan bentuknya, angket dapat dibedakan menjadi :
a. Angket berstruktur (Tertutup)
Dalam angket ini, jawaban pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya. Jadi, pertanyaannya bersifat tertutup.
Contoh :
1. Apakah anda seorang karyawan pegawai negeri ?
a. Ya
b. Bukan
2. Jika Ya, sudah berapa lamakah anda menjadi pegawai negeri ?
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. Lebih dari 3 tahun
b. Angket tak berstruktur (Terbuka)
Pada angket ini, pertanyaan diajukan dalam bentuk pertanyaan terbuka, pilihan jawaban tidak disediakan. Jadi responden diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan menurut pendapatnya sendiri.
Contoh :
1. Bagaimana pendapat anda tentang sistem penggajian yang diberikan oleh Perusahaan kepada karyawannya di tempat anda bekerja ?
..................................................
2. Bagaimana saran anda untuk perbaikan sistem penggajian di perusahaan tempat anda bekerja ?
..................................................
No comments:
Post a Comment